BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Makalah
Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan di bidang teknologi dan informasi, baik dibidang elektrtonika
maupun di bidang lainnya, dengan munculnya bermacam-macam produk dan jasa baru
yang mutakhir kita dapat mengenalnya, khususnya di bidamg Elektronika banyak
sekali produk-produk dengan berbagai macam kecanggihan untuk mempermudah dalam
berbagai aktifitas dalam kehidupan masyarakat luas dengan biaya yang ekonomis
dan mudah untuk mengaplikasikannya dengan petunjuk-petunjuk yang benar.
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan akan cahaya. Namun
selama ini sumber-sumber cahaya yang ada belum di manfaatkan secara maksimal
untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan
manusia. Sumber-sumber cahaya yang ada di bumi ini dibedakan menjadi 2 yaitu yang berasal dari
bahan yang berpijar karena membara misalnya matahari, lampu pijar, dan lampu
busur arang. Sumber cahaya yang berpijar karena lucutan elektri misalnya lampu
merkuri, lampu natrium, dan tabung geisser. Sebagai contoh pemanfaatan cahaya
adalah cahaya matahari dan lampu pijar. Cahaya matahari sangat berpengaruh bagi
proses pemanasan atau penjemuran. Dalam bidang industri misalnya pabrik
kerupuk, dan pabrik
jamu yang
membutuhkan cahaya matahari untuk menjemur kerupuk dan bahan-bahan ramuan
pembuatan jamu tersebut. Sedangkan lampu pijar sangat berpengaruh sebagai
penerangan manusia pada malam hari.
Disamping itu dalam kehidupan
sehari-hari, manusia cenderung menyukai hal-hal yang bersifat otomatis, sehingga
contoh lampu jalan, lampu pakir, lampu taman atau lampu-lampu yang ada di dalam rumah. Dalam hal ini manusia
berarti sedang memanfaatkan sumber cahaya yang berasal dari lampu pijar. Light Dark Sensor ini akan bekerja
berdasarkan prinsip kerja LDR. LDR singkatan dari Light Dependent
Resistor yg memiliki karakteristik apabila ada cahaya yang mengenai permukaan
dari LDR ini maka nilai resistansinya akan mengecil dan sebaliknya jika cahaya
berkurang nilai resistansi menjadi besar. Jadi LDR ini bisa disamakan dengan
VR/Variable Resistor yg berubah nilai akibat cahaya yang diterimanya, dan ic 741 sebagai
pengatur masukan.
1.2
Batasan Masalah
Dalam suatu penulisan yang
mengambil suatu object tertentu, tentu saja mempunyai suatu yang namanya
batasan-batasan yang harus diambil agar supaya terdapat ruang lingkup dari
penulisan tersebut.
Permasalahan yang kami
batasi dalam makalah ini hanya pada cara kerja dari suatu rangkaian baik secara
diagram blok atau secara detail, cara pengujian dan cara kerja alat serta landasan
teori dari beberapa komponen yang digunakan dalam suatu rangkaian.
Makalah akan
ditutup dengan kesimpulan mengenai rangkaian 741 LIGHT DARK SENSOR serta akan ditutup pula dengan saran
dari penyusun kepada pembaca dalam pengerjaan dan penyelesaian proyek 741 LIGHT DARK
SENSOR.
1.3
Tujuan Penulisan
Setelah melaksanakan praktikum elektronika 2 (E2) di laboratorium elektronika dan komputer,
Universitas Gunadarma, setiap
mahasiswa dituntut untuk membuat sebuah
alat elektronika dan laporan
(karya tulis), yang berguna
untuk melatih
mahasiswa dalam membuat alat dan karya
tulis, dan untuk mengetahui seberapa jauh
mahasiswa memahami tentang
ilmu elektronika yang
telah diberikan kepada
mahasiswa tersebut,
Adapun
tujuan yang lebih
lanjut dari penulisan laporan ini adalah :
1.
Memberikan
penjelasan dan cara
kerja secara garis
besar dari proyek elektronika yang telah dibuat.
2.
Memberikan
pengenalan dasar tentang
rangkaian elektronika, serta komponen-komponen dalam perangkat
elektronika.
3.
Sebagai
syarat kelulusan dan
syarat untuk mengikuti
Ujian Akhir Semester pada Semester ini tahun ajaran PTA 2011/2012.
4.
Menambah
wawasan penulis mengenai
perkembangan didalam bidang elektronika.
5.
Melatih penulis dalam karya tulis.
1.4
Metode Penulisan
Metode
penulisan makalah ini didapat berdasarkan berbagai cara antara lain :
1.
Studi
pustaka, yaitu dengan mencari informasi dari buku-buku atau media kmunikasi
yang lain, yang dapat dijadikan pedoman atau referensi. Metode ini sangat
membantu sekali dalam bentuk teori-teori yang mendukung penulisan ini serta
dapat memecahkan suatu masalah yang sedang kami hadapi dalam penulisan makalah
ini.
2.
Observasi,
yaitu dengan pengamatan kami selama mengikuti praktikum Sistem Digital. Metode
ini mengarahkan kepada kami untuk mampu merekam atau mengingat semua materi
yang telah disampaikan selama pelaksanaan praktikum Sistem Digital serta
meneliti dan menyimpulkan yang selanjutnya kami sampaikan dalam penulisan
makalah ini.
3.
Konsultasi,
yaitu dengan bertanya atau berkomunikasi kepada para asisten praktikum mengenai
apa yang bagi kami kurang dapat dimengerti dan kurang dapat dipahami tentang
yang harus kami perrbuat dalam penulisan makalah ini, mengenai isi atau sumber
referensi yang kami perlukan. Juga kepada para senior kami yang tentunya lebih
memahami atau berpengalaman dalam penulisan makalah ini.
4.
Lapangan,
yaitu dengan membuat alat peraga dengan beberapa kali dilakukan percobaan pada
alat yang telah dibuat untuk mengetahui apakah alat tersebut telah berjalan
sesuai dengan apa yang yang telah diinginkan.
1.5 Sistematika
Penulisan
Sistematika
penulisan makalah ini adalah :
BAB I Pendahuluan
Dalam
bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah mengapa diperlukan pembuatan
proyek dan penyusunan makalah 741 LIGHT DARK SENSOR, kemudian diuraikan juga
mengenai pembatasan pembahasan makalah, tujuan penulisan makalah, metode yang
digunakan dalam menyelesaikan proyek pengerjaan 741 LIGHT DARK SENSOR beserta penulisan makalahnya, lalu yang terakhir yaitu
diuraikan tentang sistematika dari penulisan makalah 741 LIGHT DARK SENSOR itu sendiri.
BAB II Landasan Teori
Menjelaskan teori
secara singkat dan jelas mengenai 741 LIGHT DARK SENSOR dan aplikasinya dalam
kehidupan sehari – hari.
BAB III Analisa
Rangkaian
Bab ini akan berisi tentang
analisa menyeluruh dari rangkaian penyusun 741 LIGHT DARK
SENSOR, baik
secara blok diagram maupun secara lebih spesifik atau detail..
BAB IV Cara Pengoperasian Alat
Bab ini akan menguraikan
tentang cara pengoperasian 741 LIGHT DARK SENSOR, yang sesuai dengan analisa rangkaian
yang telah dibahas dalam bab sebelumnya agar diperoleh sinkronisasi teori dan
praktek..
BAB V Penutup
Berisi kesimpulan
dan saran mengenai proyek 741 LIGHT DARK SENSOR yang sedang dibahas.
Daftar Pustaka
Berisikan sumber-sumber yang akan kami
ambil dalam menyusun makalah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini
pembahasan yang diketengahkan adalah mengenai teori dari masing-masing komponen
yang digunakan dalam perangkaian alat dalam proyek “741 LIGHT DARK
SENSOR” ini,
yaitu :
2.1
RESISTOR
Pada dasarnya
semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga,
perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat
kecil. Bahan-bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga
dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material
seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan
aliran elektron dan disebut sebagai insulator. Bagaimana prinsip konduksi,
dijelaskan pada artikel tentang semikonduktor.
Resistor
adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus
yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat
resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms
diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir
melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan
dengan simbol Ώ (Omega).
Resistor yang digunakan
dalam elektronika terbagi ke dalam dua jenis utama, yaitu terdiri dari:
1. Resistor linier, yang
bekerja berdasarkan atau sesuai dengan hukum ohm.
2. Resistor non-linier, yang
umum digunakan terdiri dari :
·
Foto
resistor, yang peka terhadap cahaya.
·
Termistor,
yang peka terhadap panas.
·
Resistor
yang bergantung pada tegangan listrik.
Resistor juga terdapat
jenis yang lain, yaitu terbagi ke dalam dua jenis :
1.
Resistor
tetap, yaitu resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap dan memiliki
batas kemampuan daya misalnya ⅛ watt, ¼ watt, ½ watt, 1 watt, 5 watt dan lain
sebagainya. Arti dari batas kemampuan daya adalah resistor hanya dapat
dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan daya yang telah
ditetapkan, apabila melampaui maka resistor tersebut akan tidak berfungsi lagi.
Resistor ini memiliki nilai hambatannya,tipe resistor yang ini berbentuk tabung
dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran
membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi
tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar
manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association)
seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Gambar 2.1 Simbol Resistor
Tabel - 1 : nilai warna gelang
Resistansi
dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat,
merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan
resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol,
sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian
pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut.
Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah
membaca nilai resistansinya.
Jumlah
gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya.
Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang
(tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2%
(toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang
pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan
gelang terakhir adalah faktor pengalinya. Misalnya resistor dengan gelang
kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas adalah gelang toleransi.
Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, gelang pertama berwarna
kuning, gelang kedua berwana violet dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang
ke empat tentu saja yang berwarna emas dan ini adalah gelang toleransi.
Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi berwarna emas, berarti resitor ini
memiliki toleransi 5%. Nilai resistansisnya dihitung sesuai dengan urutan
warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor
ini. Karena resitor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga gelang selain
gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan
gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui gelang kuning nilainya = 4 dan
gelang violet nilainya = 7. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan
violet berurutan, nilai satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor
pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti faktor pengalinya adalah 100.
Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai
satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan toleransinya adalah
5%
Spesifikasi
lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain
besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri
arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R
watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin
besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
Umumnya di
pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki
disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi
empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya
untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya,
misalnya 100/5W.
2. Resistor tidak tetap (variabel), yaitu resistor yang memiliki
nilai hambatan atau resistansi yang dapat diubah-ubah dan dapat dilihat atau
dibaca pada bagian luar badan resisitor hambatan maksimal dari resistor
tersebut. Jenisnya terbagi ke dalam dua jenis, yaitu :
2.1. Potensiometer, yaitu resistor variabel yang
nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang merupakan
bagian dari badannya.
Gambar 2.2 Simbol Potensiometer
2.2 Trimpot, yaitu resistor variabel yang nilai resistansinya dapat
diubah-ubah dengan cara memutar porosnya dengan bantuan obeng kecil ukuran
kurang lebih 1-2 milimeter.
Satuan dari
resistor adalah Ω atau Ohm, di mana 1 kiloOhm (1kΩ) = 103 Ohm.
Gambar 2.3 Simbol Trimpot
Bahan pembentuk resistor dapat dibagi atas :
1. Resistor kawat
2. Resistor arang/komposisi
3. Resistor lapisan okisida logam
4. Resistor dalam IC
.
|
.
|
5. Resistor film
Sifat dan fungsi dari resistor :
1. Untuk membangkitkan panas (filament)
2. Untuk membagi tegangan
3. Sebagai penghubung rangkaian (kopel)
4. Perubah bentuk arus
5. Untuk penentuan besaran fisis
2.2 DIODA
Dioda merupakan
suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus listrik dan tegangan
listrik pada satu arah saja, yang memiliki bahan pokok dari Germanium (Ge)
dengan tegangan barier sebesar 0,3volt artinya bila tegangan yang melewatinya
kurang dari 0,3 volt maka dioda tidak bekerja dan Silikon (Si) dengan tegangan
barier sebesar 0,7 volt artinya bila tegangan yang melewatinya kurang dari 0,7
volt maka dioda tidak bekerja.
Struktur dioda tidak lain adalah sambungan
semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu
sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat
mengalir dari sisi P menuju sisi N.
Gambar
2.4 Simbol dan struktur dioda
Gambar
ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang
disebut lapisan deplesi (depletion layer),
dimana terdapat keseimbangan hole dan
elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron
sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas
merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan
potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan
serta merta akan tergerak untuk mengisi hole
di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole
disisi P, maka akan terbentuk hole
pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus listrik,
maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
Gambar 2.5
dioda dengan bias maju
Sebalikya
apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan
memberikan bias negatif (reverse
bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari
sisi P.
Gambar
2.6 dioda dengan bias negatif
Tentu
jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya.
Karena baik hole dan elektron
masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan
menghalangi terjadinya arus.
Demikianlah
sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan
tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta
merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol baru bisa
terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi (deplesion layer).
Gambar
2.7 grafik arus dioda
Sebaliknya
untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada
batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat
menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.
2.2.1
Dioda Kontak titik dan Dioda Hubungan
Dioda
kontak titik, yaitu dioda yang dipergunakan untuk mengubah frekuensi tinggi
menjadi frekuensi rendah, misalnya tipe OA 70, OA 90 dan 1N 60.
Dioda
Hubungan, yaitu dioda yang dapat menghantarkan arus atau tegangan listrik yang
besar hanya satu arah dan digunakan untuk menyearahkan arus dan tegangan. Dioda
ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, misalnya tipe 1N4001 ada 2
jenis, yaitu yang berkapasitas 1Ă / 50 volt dan 1Ă / 100 volt.
Gambar
2.8 Simbol Dioda Kontak Titik
dan Dioda Hubungan
2.2.2 Dioda Zener
Phenomena
tegangan breakdown dioda ini
mengilhami pembuatan komponen elektronika lainnya yang dinamakan zener.
Sebenarnya tidak ada perbedaan sruktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan
dioda. Tetapi dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P
dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika
pada dioda biasanya baru terjadi breakdown
pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa terjadi pada angka puluhan dan
satuan volt.
Gambar
2.9 Simbol Zener
Ini
adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias maju maka
zener biasanya berguna pada bias negatif (reverse
bias). Zener juga banyak digunakan untuk aplikasi regulator tegangan (voltage regulator) misalnya tipe 12 volt
artinya dioda zener dapat membatasi tegangan yang lebih besar dari 12 volt
menjadi 12 volt. Zener yang ada dipasaran tentu saja banyak jenisnya tergantung
dari tegangan breakdwon-nya.
2.3
TRANSITOR
Transistor
merupakan komponen aktif di mana dalam pengoperasiannya memerlukan sumber
tegangan atau sumber arus tersendiri. Transistor sendiri merupakan bahan yang
bersifat semikonduktor yang terbuat dari bahan germanium dan silicon, yang
mempunyai 3 keping dan dirakit menjadi satu. Keping yang mengapit masing-masing
adalah Emitor (E) dan Kolektor (C), sedangkan keping yang diapit adalah Basis
(B).
Transistor ini
bekerja berdasarkan prinsip pengendalian arus kolektor dengan menggunakan arus
pada basis. Dengan kata lain arus basis mengalami penguatan hingga menjadi
sebesar arus kolektor. Penguatan ini bergantung pada factor penguatan
masing-masing transistor ( αdc dan βdc ). Sifat transistor yang akan saturasi
pada nilai tegangan tertentu antara basis dan emitor menjadikan transistor
dapat berfungsi sebagai saklar elektronik. Transistor memiliki dua jenis, yaitu
:
A.
Transistor
bipolar, yaitu transistor yang memiliki 2 persambungan kutub. Yang sering
digunakan memiliki 3 kaki ( emitor, basis dan kolektor ). Yang merupakan
penggabungan dari buah dioda. Jenisnya NPN dan PNP.
Gambar 2.10 Simbol Transistor NPN Gambar 2.11 Simbol Transistor PNP
B.
Transistor
unipolar, yaitu transistor yang hanya memiliki 1 persambungan kutub. Jenisnya
FET ( Field Effect Transistor ), yang terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P,
MOSFET kanal N dan MOSFET kanal P dan memiliki 3 kaki ( source, gate dan drain
).
Gambar 2.12 JFET kanal P Gambar 2.13
JFET kanal N
Pada transistor bipolar
prinsip kerja transistor adalah arus bias base-emiter yang kecil mengatur besar
arus kolektor-emiter. Hal yang penting adalah bagaimana caranya memberi arus
bias yang tepat sehingga transistor dapat bekerja optimal.
2.3.1 Arus Bias
Ada
tiga cara yang umum untuk memberi arus bias pada transistor, yaitu rangkaian CE
(Common Emitter), CC (Common Collector) dan CB (Common Base). Namun saat ini
akan lebih detail dijelaskan bias transistor rangkaian CE. Dengan menganalisa
rangkaian CE akan dapat diketahui beberapa parameter penting dan berguna
terutama untuk memilih transistor yang tepat untuk aplikasi tertentu. Tentu
untuk aplikasi pengolahan sinyal frekuensi audio semestinya tidak menggunakan
transistor power, misalnya.
2.3.2
Arus Emiter
Dari
hukum Kirchhoff diketahui bahwa jumlah arus yang masuk kesatu titik akan sama
jumlahnya dengan arus yang keluar. Jika teorema tersebut diaplikasikan pada
transistor, maka hukum itu menjelaskan hubungan :
IE
= IC + IB ........(1)
arus emitor
Persamanaan
(1) tersebut mengatakan arus emiter IE adalah jumlah dari arus
kolektor IC dengan arus base IB. Karena arus IB
sangat kecil sekali atau disebutkan IB << IC, maka
dapat di nyatakan :
IE
= IC ..........(2)
Alpha (α)
sering
dijumpai spesikikasidc (alpha dc) yang tidak lain adalah :
αdc
= IC/IE ..............(3)
Defenisinya
adalah perbandingan arus kolektor terhadap arus emitor.
Karena
besar arus kolektor umumnya hampir sama dengan besar arus emiter maka idealnya
besar αdc adalah = 1 (satu). Namun umumnya transistor yang ada
memilikidc kurang lebih antara 0.95 sampai 0.99.
Beta (β)
Beta
didefenisikan sebagai besar perbandingan antara arus kolektor dengan arus base.
β
= IC/IB ............. (4)
Dengan
kata lain,β adalah parameter yang menunjukkan kemampuan penguatan arus (current
gain) dari suatu transistor. Parameter ini ada tertera di databook transistor dan sangat membantu para perancang rangkaian
elektronika dalam merencanakan rangkaiannya.
Misalnya
jika suatu transistor diketahui besarβ=250 dan diinginkan arus kolektor sebesar
10 mA, maka berapakah arus bias base yang diperlukan. Tentu jawabannya sangat
mudah yaitu :
IB
= IC/β = 10mA/250 = 40 uA
Arus yang terjadi pada kolektor
transistor yang memiliki β = 200 jika diberi arus bias base sebesar 0.1mA
adalah :
IC =βIB = 200 x
0.1mA = 20 mA
Dari
rumusan ini lebih terlihat defenisi penguatan arus transistor, yaitu sekali
lagi, arus base yang kecil menjadi arus kolektor yang lebih besar.
2.3.3 Common Emitter (CE)
Rangkaian
Common Emitor adalah rangkain yang paling sering digunakan untuk berbagai
aplikasi yang mengunakan transistor. Dinamakan rangkaian Common Emitor, sebab
titik ground atau titik tegangan 0 volt dihubungkan pada titik emiter.
rangkaian CE
Ada
beberapa notasi yang sering digunakan untuk mununjukkan besar tegangan pada
suatu titik maupun antar titik. Notasi dengan 1 subscript adalah untuk
menunjukkan besar tegangan pada satu titik, misalnya VC = tegangan
kolektor, VB = tegangan base dan VE = tegangan emiter.Ada
juga notasi dengan 2 subscript yang dipakai untuk menunjukkan besar tegangan
antar 2 titik, yang disebut juga dengan tegangan jepit. Diantaranya adalah :
VCE = tegangan jepit
kolektor- emitor
VBE = tegangan jepit base -
emitor
VCB
= tegangan jepit kolektor - base
Notasi
seperti VBB, VCC, VEE berturut-turut adalah
besar sumber tegangan yang masuk ke titik base, kolektor dan emitor.
2.3.4 Kurva Base
Hubungan
antara IB dan VBE tentu saja akan berupa kurva dioda. Karena memang telah
diketahui bahwa junction base-emitor tidak lain adalah sebuah dioda. Jika hukum
Ohm diterapkan pada loop base diketahui adalah :
IB = (VBB - VBE)
/ RB ......... (5)
VBE
adalah tegangan jepit dioda junction base-emitor. Arus hanya akan
mengalir jika tegangan antara base-emitor lebih besar dari VBE.
Sehingga arus IB mulai aktif mengalir pada saat nilai VBE
tertentu.
kurva
IB -VBE
Umumnya
diketahui VBE = 0.7 volt untuk transistor silikon dan VBE
= 0.3 volt untuk transistor germanium. Nilai ideal VBE = 0
volt.
2.3.5 Kurva Kolektor
Sekarang sudah diketahui konsep arus
base dan arus kolektor. Satu hal lain yang menarik adalah bagaimana hubungan
antara arus base IB, arus kolektor IC dan tegangan
kolektor-emiter VCE. . Pada gambar berikut telah diplot
beberapa kurva kolektor arus IC terhadap VCE dimana
arus IB dibuat konstan.
kurva kolektor
Dari
kurva ini terlihat ada beberapa region yang menunjukkan daerah kerja
transistor. Pertama adalah daerah saturasi,
lalu daerah cut-off, kemudian daerah aktif dan seterusnya daerah breakdown.
2.4 Relay
Relay adalah
komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus
listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada
batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas
akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga
kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang,
tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.Relay
biasanya digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya
peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil
(misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Relay yang paling sederhana ialah relay
elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi
listrik.
- Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai
berikut :
Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar. - Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.
Dalam
pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan
sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbaik yaitu anoda
pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk
mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi
dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.
Konfigurasi dari
kontak-kontak relay ada tiga jenis, yaitu:
·
Normally Open (NO), apabila
kontak-kontak tertutup saat relay dicatu
·
Normally Closed (NC), apabila
kontak-kontak terbuka saat relay dicatu
·
Change Over (CO), relay mempunyai
kontak tengah yang normal tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak tengah
tersebut akan membuat hubungan dengan kontak-kontak yang lain.
Penggunaan relay
perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay
men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay.
Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan
sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik
(maksimal) sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay
difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah
lagi lebih aman.Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau relay
lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung
kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus,
kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehinggamenjadi
saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang
dan kontak kembali terbuka (off).
Gambar 2.14 Relay
2.5 LDR ( Light Dependent
Resistance )
Light dependent resistance (LDR).
Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang
mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR
sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari
bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari
cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus
listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.
Dengan sifat LDR yang demikian, maka
LDR (Light Dependent Resistance) dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Contoh
penggunaannya adalah pada lampu taman dan lampu di jalan yang bisa menyala di
malam hari dan padam di siang hari secara otomatis. Atau bisa juga kita gunakan
di kamar kita sendiri.
Light
Dependent Resistance ( LDR), terdiri dari sebuah cakram semikondukto r yang mempunyai dua buah
elektroda pada permukaannya. Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari
cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil.
Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik.
Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa
disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau
cahaya redup.
Pada saat
cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan
semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk
mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi
konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR
memiliki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang
Gambar 2.15 LDR
2.6 MEMBUAT
JALUR DI PCB
Metode yang kami lakukan untuk
membuat jalur pada PCB yaitu metode penjiplakan / transfer, metode tersebut
menurut kami sangat mudah diterapkan, membutuhkan waktu yang relatif singkat,
dan biaya yang sedikit.
Mula-mula
persiapkan dulu alat-alat dan beberapa peralatan selengkap-lengkapnya, agar
dalam pembuatan jalur ini dapat berjalan lancar.
Bahan-bahan yang
harus dipersiapkan yaitu:
1) Spidol permanen /
cat kayu
2) Papan PCB polos
3) Ferric cloride
4) Setrika Listrik
5) Kertas Ampelas
6) Software PCB
(Software PCB designer)
Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
- Pada metode penjiplakan mula-mula jalur di buat sketsanya terlebih dulu dengan menggunakan software yang anda kenal, kami menggunakan software PCB designer dalam pembuatan alat kami yang menurut kami mudah digunakan.
- Setelah membuka program pcb designer pertama-tama harus mengatur ukuran pcb, ada 2 tipe pengukuran yaitu dengan satuan inchi dan milimeter.sedangkan pada alat yang digunakan adalah 100 x 150 mm.
- Kemudian buat jalur dengan menggunakan simbol garis sesuai dengan komponen yang telah ada.
- Dalam menghubungkan titik komponen ke titik komponen lain tempuh jalur yang lebih dekat dan sebaiknya jaga jarak dengan jalur yang lain. Sebaiknya jalur dibuat tebal agar proses penyaluran tegangan berjalan lancar dan ketika proses pelarutan dengan menggunakan ferric clorida tidak mudah terkikis.
- Dalam pembutan jalur terkadang menemukan jalan buntu dimana disekitarnya terdapat jalur dari titik komponen ke komponen yang lain, dan jalur yang akan dibuat tersebut tidak boleh terhubung. Ada baiknya gunakan jamper, namun penggunakan jamper tidak selalu dianjurkan apabila ada jalan lain yang dapat ditempuh.
- Jika jalur keseluruhan rangkaian alat tersebut sudah selesai, simpan dan lakukan pengkoreksian berulang-ulang. Hal itu diperlukan untuk menghindari beberapa kesalah, yang nantinya mengharuskan kita memulainya dari awal lagi.
- Setelah yakin jalur yang kita buat tersebut benar, kemudian print. Seperti yang sudah disebutkan pada point sebelumnya, bahwa ketika diprint icon komponen tersebut sesuai dengan ukuran komponen aslinya. Jadi kita tidak usah khwatir.
- Hasil printan tadi kemudain bawa ke tempat fotocopy, mintalah fotocopyan transparan untuk OHP dari hasil printan tadi.
- Periksalah hasil fotopyan untuk memastikan hasil fotopyan nya timbul dari nampak bawah rangkaian anda. Untuk memastikannya yaitu dengan cara meraba bagian yang kasar. Ada baiknya memilih tempat fotocopyan yang tintanya bagus, hal tersebut menentukan jelas atau tidaknya hasil jiplakan nantinya.
- Segera setelah difotocopy transparan, langsung lakukan proses penjiplakan. Tahap ini merupakan tahap setengah jalan untuk mendapatkan hasilnya.
- Siapkan setrika listrik kemudian setting untuk mendapatkan panas yang hampir penuh. Simpan hasil fotocopyn tadi diatas papan PCB polos dengan posisi nampak kasar tadi bersentuhan dengan PCB. Kemudian timpa dengan selembar kertas, jangan terlalu tebal agar penyaluran panas dari setrika ke papan PCB sesuai yang diinginkan.
- Letakan setrika diatas papan PCB yang sudah di timpa dengan hasil fotocopy transparan dan selembar kertas tadi. Gosok dan sedikit tekankan ke papan PCB dengan posisi searah.
- Kira-kira 10 menit lamanya proses penggosokan, tarik ujung kerta transparan perlahan-lahan. Pastikan tintanya menempel ke papan PCB dengan sempurna. Dalam proses ini terkadang tinta tidak tertempel sempurna.
- Langkah selanjutnya yaitu menebalkan / memperbaiki jalur yg rusak menggunakan spidol permanen atau cat kayu
- Setelah semua sudah selesai dan jalur sudah dianggap benar, maka proses selanjutya yaitu etching pcb, pertama siapkan wadah lalu isi dengan air bersih.
- Selanjutnya masukkan bubuk ferrycloride kedalam eadah yang berisi air bersih dan kemudian aduk hingga rata, kemudian masukkan pcb yg sdah kita buat jalurnya, kemudian goyangkan wadah hingga tembaga yang tidak tekena tinta akan habis.
- Setelah selesai, kemudian angkat pcb dari wadah lalu cuci dengan air bersih.
- Proses selanjutnya yaitu membersihkan tinta pada pcb, dalam langkah ini anda bisa menggunakan tinner atau amplas halus, jika menggunakan amplas halus, amplas pcb dibawah aliran air pada keran, dengan metode ini tinta yg ada tidak menempel di pcb.
- Setelah itu bersihkan pcb dengan kain, dan selesai.
BAB III
ANALISA RANGKAIAN
Pada rangkaian ini
kami akan menguraikan atau
menganalisa alat yang
telah kami buat,yaitu 741 LIGHT DARK SENSOR
tentang cara atau
prinsip kerja dari
alat 741 LIGHT DARK SENSOR ini.Penganalisaan pada rangkaian 741 LIGHT DARK SENSOR ini akan kami sajikan dalam 2 (dua) metode
yaitu :
1. Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
2.
Analisa Rangkaian Secara Detail
Pada rangkaian ini kami berusaha
melakukan penganalisaan untuk dapat lebih
memperjelas tentang cara
atau prinsip kerja
dari Rangkaian Lampu ini, dengan
harapan akan lebih
mudah untuk dimengerti atau
dipahami.
3.1
Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
Untuk memudahkan penjelasan, rangkaian ini dibagi mejadi 4
bagian utama, yaitu rangkaian Aktivator, Input, Proses, Output. Keempat Block
diatas tentunya memiliki karakteristik dan prinsip kerja . Berikut
penjelasannya :
3.1.1
Aktivator
Activator pada rangkaian
ini berasal dari tegangan yang diberikan pada rangkaian sebesar 12 volt. input
tegangan tersebut dapat mengunakan baterai ataupun adaptor. Pada rangkaian ini
penulis menggunakan baterai 12 volt sebagai input tegangan.
3.1.2
Input
Pada rangkaian 741 LIGHT DARK SENSOR ini diberi tegangan sebesar 12 volt,dimana inputannya adalah Relay, Potensio, LDR, tegangan akan masuk melalui
Relay dan arus akan mengalir
jika dalam kondisi NC pada relay
tersebut, Arus ini yang berfungsi untuk mengaktifkan seluruh rangkaian yang ada
pada rangkaian 741 LIGHT DARK SENSOR tersebut. Dimana arus ini akan berfungsi mengaktifkan 741 LIGHT DARK SENSOR tersebut,supaya rangkaian
akan mengeluarkan output yang berupa nyala lampu. Potensio/Trimpot digunakan untuk merubah nilai resistansinya
dengan cara memutar poros yang berfungsi untuk mengatur redup terangnya lampu.
LDR digunakan untuk sensor apabila di sorot cahaya maka resistansinya kecil dan
sebaliknya sementara ic sendiri digunakan
utuk mengatur masukan input untuk dialirkan ke semua komponen.
3.1.2
Proses
Proses kerja
rangkaian ini terletak pada transistor dan ic karena pada
rangkaian ini transistor digunakan sebagai penguat. Pada rangkaian transistor penguat bekerja pada
wilayah antara titik jenuh dan kondisi terbuka (cut off), tetapi tidak pada
kondisi keduanya. Transistor akan mengalami jenuh apabila arus yang melalui basis
terlalu besar sehingga antara kolektor dan emitor bagaikan kawat terhubung
dengan begitu tegangan antara kolektor dan emitor Vce adalah 0 Volt. Kemudian
transistor akan mengalami Cutoff apabila arus yang melalaui basis sangat kecil
sekali sehinga kolektor dan emitor akan seperti kawat yang terbuka dan tegangan
antara kolektor emitor akan sama dengan tegangan supply, hal ini karena
resistansi keduanya sangat besar sekali medekati tak terhingga sehingga sesuai
hukum pembagi tegangan pada rangkaian seri maka tegangan yang jatuh akan lebih
besar pada resistansi yang lebih besar.Dari rangkaian diatas bisa kita
simpulkan bahwa kondisi transistor
penguat sangat tergantung pada besarnya arus yang mengalir pada
terminal basis-nya. Sebagai penguat arus kolektor akan berbanding lurus dengan
arus basis,sedangkan ic
3.1.2
Output
Pada rangkaian lampu otomatis ini output yang dihasilkan adalah nyala lampu
yang bergantung pada LDR. Redup terangnya nyala lampu dapat diatur dengan
memutar potensio yang terdapat pada rangkaian.
3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail
Pada
rangkain lampu otomatis ini dimana diberikan tegangan sebesar 12 volt yang
berfungsi untuk mengaktifkan rangkain sehingga membuat rangkain mengeluarkan
output berupa nyala lampu, Dimana tegangan masuk sebesar 12 volt melewati
resistor dua sebesar 1 k ohm dan LDR yang berfungsi sebagai saklar atau sensor
yang akan memicu relay sehingga relay akan berkondisi no (normal open) jika LDR
tidak terkena cahaya sehingga resistansinya akan mengecil. Setelah tegangan
melewati LDR maka akan masuk ke kaki base transistor Q1, Transistor akan
mengalirkan arus jika tegangan pada kaki base lebih besar dari tengangan pada
kaki emitor maka arus dari kolektor akan mengalir emitor. Sedangkan potensio
akan mengatur sensitivitas dari LDR.
Tegangan
dari resistor dua 1k ohm menuju resistor tiga sebesar 1k ohm yang melewati kaki
base transistor Q2, Transistor akan mengalirkan arus ke emitor dari kolektor
jika tegangan pada kaki base lebih besar dari tegangan di emitor. Relay dalam
rangkaian ini berfungsi sebagai saklar elektronik yang jika diberi tegangan
maka switch yang berada pada relay akan berpindah dari nc (normal close) ke
kondisi no (normal open) maka lampu DC akan menyala secara otomatis jika LDR
tidak terkena cahaya.
BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT
4.1
CARA PENGOPERASIAN ALAT
Sebelum
memulai pengoperasian, diperlukan
tegangan (voltage) untuk dapat
menjalankan rangkaian ini,
adapun voltage yang
digunakan antara lain
dari catu daya, adaptor, maupun
batu battery. Apabila
kita menggunakan catu daya
DC maka voltage (tegangan)
yang dipakai sebesar
12 V, atau
kita dapat mengambil tegangan ini baik melalui adaptor
atau pun batu batery yang mempunyai voltage 12 V
Keuntungan kita menggunakan catu daya
dari pada adaptor
adalah kita tidak perlu
takut atau khawatir
apabila arus dari
tegangan habis atau
tidak ada, yang dikarenakan losst current / kehilangan arus.
Tetapi penggunaan dari pada
catu daya dari adaptor perlu
diperhatikan lagi, karena bila voltage terlalu besar ini bisa merusak komponen-komponen.
maka
pengoperasaian alat dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Ø Menghubungkan rangkaian
dengan tegangan sebesar 9 V dengan menggunakan baterai atau adaptor .
Ø Menyalakan rangkaian dengan
cara merubah posisi toggle switch dari kondisi off ke kondisi on.
Ø Pada rangkain ini
menggunakan sebuah Lampu yang akan menghasilkan output berupa nyala lampu.
Ø Untuk pengaturan redup atau
terangnya nyala lampu dapat di atur melalui potensiometer dengan cara memutar
poros yang ada di potensiometer.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rangkaian 741 LIGHT DARK SENSOR adalah rangkaian elektronik yang penggunaannya
ditujukan bagi keperluan
sehari-hari yang fungsinya
yaitu sebagai lampu tidur untuk
penerangan di malam hari atau pun di siang hari dengan menutup LDRnya dengan
tangan atau pun dengan benda lain agar LDR tidak terkena cahaya, Kami dapat menarik kesimpulan antara lain :
·
Untuk
dapat menyelesaikan suatu
proyek harus benar-benar
terencana
karena untuk dapat menghasilkan
proyek yang baik, harus dimulai dengan perencanaan komponen,
dan kemudian pembuatan
jalur rangkaian pada papan
PCB dengan memperhatikan
contoh rangkaian pada sket gambar
yang diberikan.
·
Dengan memanfaatkan teori dan praktek pada
praktikum elektronika 1 (E1) kami mulai merangkai
komponen pada PCB
yang sebelumnya telah
kita buat jalur rangkaiannya.
·
Lampu otomatis ini
merupakan rangkaian elektronika
yang terdiri dari
komponen- komponen seperti resistor,
transistor, Potensiometer, Relay,
serta LDR , yang semuanya dirangkai sehingga didapatkan hasil
seperti yang diinginkan.
5.2
Saran
Dalam pembuatan
proyek ini diharapkan ketelitiannya dalam membuat layoutnya pada project board
dan pemilihan komponen apakah masih baik atau tidak serta tidak lupa kecermatan
dalam pemasangannya. Untuk itu kami memberikan beberapa saran dalam pembuatan
proyek ini:
·
Hendaknya
sebelum layout digambar pada PCB, gambarkan terlebih dahulu layout pada kertas
dengan teliti dan benar agar tidak terjadi kesalahan pada saat pemindahan
layout ke PCB. Dan pastikan layout yang telah dipindahkan ke PCB tergambarkan
dengan jelas, juga diharapkan PCB tidak kotor atau tergores sehingga pada saat
pencelupan ke dalam cairan ferriclorit akan didapatkan gambar yang baik.
·
Pastikan
pada saat pemasangan komponen-komponennya dilakukan dengan benar sesuai dengan
layout yang telah dibuat, khususnya kaki-kaki transistor harus dipasang dengan
tepat, baik basis, collector dan emitornya.
·
Setelah
kita memasang komponen pastilah kita menyoldernya, untuk itu kita harus
menyoldernya dengan sangat hati-hati, gunakan
solder yang baik dan timah yang baik, sebab banyak komponen-komponen
yang sangat sensitive terhadap panas, penyolderan yang kurang baik akan membuat
komponen tersebut rusak.
·
Pastikan
kembali rangkaian yang telah dibuat, untuk meyakinkan apakah rangkaian itu
sudah benar.
Yang terpenting dari pembuatan suatu rangkaian
elektronika harus benar-benar diperhatikan ialah kita harus mengerti teori
dasar dari setiap komponen yang akan kita rangkai. oleh karena itu, pahami
dahulu rangkaian yang ingin kita buat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar