1.1. LATAR
BELAKANG
Pelayanan
prima dalam suatu organisasi publik sudah menjadi suatu kewajiban. Salah satu
unsur pelayanan prima yaitu dapat memuaskan pelanggan dengan kualitas
kompetensi layanan yang profesional dengan karakteristik transparansi,
akuntabel dan kondisional. Pelayanan publik tidak terlepas dari masalah
kepentingan umum, yang menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan publik.
Perkembangan globalisasi mengenai teknologi informasi membawa seluruh Instansi,
Lembaga, Badan, Dinas serta Kantor Pemerintahan menuju perubahan-perubahan
terhadap sikap mengenai cara memberikan pelayanan publik yang efektif dan
efisien. Kemajuan teknologi yang sangat pesat ini menyebabkan pengaruh sangat
besar pada semua bidang, yaitu dalam pelayanan teknologi informasi pada suatu
instansi pemerintahan. Pelayanan prima biasanya berhubungan erat dengan bisnis
jasa pelayanan yang dilakukan dalam upaya untuk memberikan rasa puas dan
menumbuhkan kepercayaan terhadap pelanggan atau konsumen, sehingga pelanggan
merasa dirinya dipentingkan atau diperhatikan dengan baik dan benar.
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia pengertian melayani adalah membantu menyiapkan apa
yang diperlukan seseorang. Sedangkan pengertian pelayanan adalah usaha melayani
kebutuhan orang lain. Pelayanan nasabah adalah rangkaian kegiatan sikap dan
perilaku petugas bank dalam menerima kehadiran atau berkomunikasi dengan
nasabah secara langsung maupun tidak langsung.
Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan
memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan focus pelayanan kepada
pelanggan. Untuk dapat memberikan pelayanan prima dan menjalin hubungan yang
baik dengan nasabah maka yang menjadi kunci keberhasilannya adalah orang
(human), karena pelayanan dan menjalin hubungan dengan nasabah merupakan
interaksi antara pegawai/pekerja perusahaan dengan masyarakat diluar perusahaan
yang disebut nasabah
1.2. TUJUAN PENULISAN
·
Memberikan pengenalan tentang pelayanan yang prima
·
Mengatahui pelayanan prima seperti apa
·
Menambah wawasan mengenai pelayanan yang baik
·
Sebagai tugas mata kuliah interpersonalskill
1.3. METODE
PENELITIAN
Metode
penulisan
· Referensi
buku
Mengambil beberapa data
yang ada kaitan dengan rangkaian yang dibuat.
·
Pencarian Di internet
Dicari
data-data yang konkrit dari sumber yang terpercaya, contohnya wikipedia.com Dan blog.
2.1. Pengertian Pelayanan Prima
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
pengertian melayani adalah membantu menyiapkan apa yang diperlukan seseorang.
Sedangkan pengertian pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain.
Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi atau
perorangan kepada konsumen, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat
dimiliki. Sementara itu pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah
excellent service yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik atau
pelayanan yang terbaik.
Disebut sangat baik atau terbaik,
karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi
yang memberikan pelayanan serta memuaskan pelanggan. Standar pelayanan adalah
ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu penbakuan pelayanan yang baik.
2.1.1. Prinsip
Pelayanan Prima
Penerapan prinsip-prinsip pelayanan prima bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan atau konsumen agar lebih maksimal
dan berhasil. Jadi, penerapan prinsip-prinsip tersebut merupakan tujuan utama
dari pencapaian pelayanan. Prinsip pelayanan prima diperlukan untuk mengatur
langkah-langkah, cara-cara atau strategi dalam menjalankan fungsi perusahaan
atau organisasi untuk melayani pelanggannya.
Di dalam prinsip pelayanan prima biasanya terdapat
suatu target yang ingin dicapai. Hasil-hasil yang ingin dicapai itu dapat
berupa meningkatnya kepuasan pelanggan , pelanggan-pelanggan yang potensial dan
menguntungkan dapat dipertahankan, meningkatnya jumlah pelanggan-pelanggan yang
loyal, mendapatkan pelanggan baru, dan tercapainya konsep pelayanan prima yang
dijadikan sebagai tujuan utama dari suatu perusahaan atau organisasi.
Apakah
prinsip itu?Prinsip dapat diartikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau
kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok
sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan
roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari
pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu.
Prinsip
pelayanan prima dalam kegiatan pemasaran dapat dipahami sebagai suatu pedoman
bagi perusahaan atau organisasi untuk melaksanakan suatu kegiatan pelayanan
prima yang ingin diterapkan pada para pelanggan atau konsumen yang ingin
dicapainya. Melalui prinsip pelayanan prima ini, suatu perusahaan maupun
organisasi akan diarahkan pada pencapaian tujuan yang hendak dicapainya,
terutama dalam meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat khususnya pada para
pelanggan.
2.1.2. Pentingny Pelayanan Prima
Pada Pelanggan
Pelayanan prima biasanya berhubungan erat dengan bisnis jasa pelayanan yang dilakukan dalam upaya untuk memberikan rasa puas dan menumbuhkan kepercayaan terhadap pelanggan atau konsumen, sehingga pelanggan merasa dirinya dipentingkan atau diperhatikan dengan baik dan benar.
Pentingnya
pelayanan prima terhadap pelanggan juga merupakan strategi dalam rangka
memenangkan persaingan. Akan tetapi tidak cukup hanya memberikan rasa puas dan
perhatian terhadap pelanggan saja, lebih dari itu adalah bagaimana cara
merespon keinginan pelanggan, sehingga dapat menimbulkan kesan positif dari
pelanggan.
Pelayanan
prima hasus ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia yang handal, mempunyai
visi yang jauh ke depan dan dapat mengembangkan strategi dan kiat pelayanan
prima yang mempunyai keunggulan.
Di samping
itu, harus diupayakan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan para petugas
pelayanan agar dapat menumbuhkan dedikasi dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya
kepada pelanggan untuk tetap setia menggunakan produk barang dan jasa kita,
tanpa sempat lagi melirik atau memakai produk lain.
Betapa
pentingnya pelayanan prima terhadap pelanggan karena keberhasilan pelayanan
prima dapat juga menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
·
Pelayanan prima dapat menimbulkan keputusan pihak
pelanggan untuk segera membeli produk yang kita tawarkan pada saat itu juga.
·
Pelayanan prima dapat menumbuhkan kepercayaan
pelanggan terhdap produk kita.
·
Pelayanan prima diharapkan dapat mempertahankan
pelanggan agar tetap loyal (setia) menggunakan produk kita.
·
Pelayanan prima diharapkan dapat mendorong pelanggan
untuk kembali lagi membeli produk kita.
·
Pelayanan prima dapat menghindarkan terjadinya
tuntutan-tuntutan terhadap penjual yang tidak perlu.
2.1.3. Pelayanan Prima Pada Pelanggan
Pelanggan
rasional dalam memilih produk tertentu, khususnya yang baru beredar,
melakukannya dengan penuh kehati-hatian. Apalagi dipenuhi keragu-raguan
tentang produk yang akan dibeli. Ketika akan menentukan produk mana yang akan
dibeli mereka butuh informasi tentang mutu dan harga produk. Lalu bertanya pada
pelayan toko. Jika ternyata produk yang sudah dibeli dengan harga
tertentu namun mutunya tidak sesuai dengan penjelasan pelayan atau label
produk, para pelanggan bakal kecewa berat. Berarti para pelayan yang bekerja
dalam suatu tim telah menunjukkan kinerja buruk. Para pelanggan tidak segan-segan menuding para pelayan
telah membohongi publik. Kalau citra ini tidak segera diperbaiki maka bakal
menimbulkan stigma buruk terhadap perusahaan.
Pelayanan
pada pelanggan dan mutu produk (barang atau jasa) adalah dua hal yang tak
terpisahkan. Keduanya merupakan unsur penting dalam membangun kesetiaan, iklan
atau promo gratis, dan menciptakan keuntungan bisnis. Dengan kata lain
merupakan bumbu sukses suatu bisnis. Namun dimana batasannya? Batasannya
tidaklah tetap atau selalu dinamis. Selalu berubah sesuai dengan tuntutan
pelanggan. Pada awalnya produk yang dibeli nilainya bagus. Namun ketika
preferensi pelanggan meningkat dan juga ada bentuk produk lain yang lebih
kompetitif maka nilai produk semula tersebut menjadi minimum; bahkan nol.
Dengan kata lain tidak dibeli lagi. Karena itulah mutu, tampilan, dan harga
produk yang dihasilkan seharusnya sesuai dengan harapan pelanggan. Perbaikan inovatif di bidang produksi dan manajemen
menjadi hal yang strategis. Termasuk inovasi dalam tatacara melayani pelanggan.
Seperti halnya
mutu produk, melayani pelanggan pun harus mengalami perubahan. Disinilah peran
karyawan sangat menentukan keberhasilan dalam memasarkan produk tertentu.
Karena itu perusahaan harus membangun budaya mutu produk dan budaya pelayanan,
pelatihan dan pengembangan, dan penyediaan beragam fasilitas pendukung.
Perusahaan seharusnya mendorong para karyawan untuk menghasilkan produk
bermutu dan pelayanan prima. Keberhasilan pencapaian mutu produk dan pemasaran
produk sangat ditentukan perilaku karyawan sebagai pelayan pada pelanggan dalam
suatu tim yang tangguh.
Kepada tim
pelayanan pada pelanggan, perusahaan perlu melakukan pelatihan, pengembangan,
dan membimbing mereka dalam beberapa hal. Pertama, bagaimana memahami pelanggan
dan apa yang diharapkan atau yang diinginkan mereka. Perbaikilah produk
perusahaan (barang dan jasa) secara bersinambung hingga pelanggan bersedia dan
setia membelinya. Kedua, mengidentifikasi unsur-unsur komunikasi bagaimana tim
pelayan lewat kemampuan berkomunikasi mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Ketiga, yakinilah penerapan prosedur dan pembudayaan pelayanan prima
mampu memenuhi keinginan pelanggan. Dan keempat, mengevaluasi
keberhasilan pelayanan pada pelanggan dilihat dari persepsi para pelanggan
terhadap mutu pelayanan yang diterimanya, dan tingkat loyalitas pelanggan.
Pengertian pelayanan prima
menurut
1.
KEPMENPAN
81/93
Pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh itlas pemerintahan daerah dalam bentuk barang atau jasa
dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan undag-undang yang
berlaku.
2.
Kamus Bahasa
Indonesia
Pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu
menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain.
3. Daviddow dan Uttal (1989)
Pelayanan merupakan kegiatan/keuntungan yang
ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen (customer) yang
bersifat tidak terwujud dan tidak dapat dimiliki. Pelayanan merupakan usaha apa saja yang mempertinggi kepuasan pelanggan.
4.
Yunyong and
loh (1998)
Pelayanan pelanggan adalah hubungan pertama
balan rantai aktivitan untuk sistem total kualitas manajemen.
5.
Cristopher
(1992)
Pelayanan pelanggan dapat diartikan sebagai
suatu sistem manajemen, diorganisir untuk menyediakan hubungan pelayanan yang
kesinambungan antara waktu pemesanan dan waktu barang atau jasa itu diterima
dan digunakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan
dalam jangka waktu panjang.
6.
Norman (1991)
Mengetengahkan karakteristik pelayanan sbb :
a)
Pelayanan tidak dapat diraba tapi bisa dirasakan.
b) Pelayanan
itu kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang
sifatnya adalah tindakan sosial.
c)
Produksi dan konsumsi dari pelayanan tdiak dapat dipisahkan secara nyata.
Pelayanan nasabah adalah rangkaian
kegiatan sikap dan perilaku petugas bank dalam menerima kehadiran atau
berkomunikasi dengan nasabah secara langsung maupun tidak langsung. Dapat disimpulkan
dari pengertian diatas sebagai berikut : adanya rangkaian kegiatan sikap dan
perilaku petugas bank, adanya komunikasi dengan nasabah, dan bertujuan untuk
membantu menolong dan menyenangkan konsumen (nasabah) atau memenuhi kebutuhan
dan keinginan nasabah.
Salah satu kualitas pelayanan yang
banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah modal servqual ( service
quality). Pelayanan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Core
service adalah pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan yang merupakan produk
utamanya.
2. Facilitating
service adalah fasilitas layanan tambahan kepada pelanggan.
3. Supporting
service merupakan pelayanan tambahan untuk meningkatkan nilai pelayanan atau
untuk membedakan dengan pelayanan-pelayanan dari pihak “pesaing”.
Dalam proses
pelayanan ada tiga hal penting yang harus diperhatikaan yaitu :
1.
Penyedia layanan, adalah pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu
kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan barang atau jasa.
2.
Penerima layanan, adalah mereka yang disebut sebagai konsumen atau pelanggan
yang menerima layanan dari para penyedia layanan.
Penerima layanan atau biasa disebut konsumen atau
nasabah dapat dibedakan menjadi dua kelompok :
·
Konsumen internal, adalah orang-orang yang terlibat
dalam proses penyediaan jasa atau proses produk barang sejak dari perencanaan
sampai dengan pemasaran, penjualan dan pengadministrasian.
·
Konsumen eksternal, adalah semua orang yang berada
diluar perusahaan, yang menerima layanan penyerahan barang atau jasa dari
perusahaan.
3.
Jenis dan bentuk layanan, yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada
pihak yang membutuhkan layanan terdiri dari beberapa macam yaitu :
·
Pemberian jasa-jasa
·
Layanan yang berkaitan dengan penyediaan dan
distribusi barang-barang saja
·
Layanan yang berkaitan dengan kedua-duanya.
Tujuan
pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan
pelanggan atau masyarakat serta memberikan focus pelayanan kepada pelanggan.
Dalam etika pelayanan ada beberapa
karakter yang harus dimiliki oleh petugas bank dalam melakukan pelayanan kepada
nasabah, yaitu :
1. Tidak melakukan
perbuatan tercela
2.
Memegang teguh amanah
3.
Menjaga nama baik bank dan nasabah
4.
Beriman dan mempunyai rasa tanggung jawab moral
5.
Sabar tapi tegas dalam menghadapi permasalahan
6.
Memiliki integritas, artinya bertindak jujur dan benar
7.
Manners, artinya tidak egois, disiplin dan tidak kasar.
Cirri-ciri etika pelayanan perbankan
yang prima adalah :
1.
Memiliki personil yang professional dan bermoral
2.
Memiliki sarana dan prasarana yang meyakinkan
3.
Responsive (tanggap)
4.
Komunikatif
5.
Memiliki perilaku dan penampilan simpatik
6.
Memiliki penampilan dan bicara yang meyakinkan.
2.2.
Konsep Pelayanan Prima
Ada enam
factor dalam pelayanan prima, yaitu Ability (kemampuan), attitude (sikap),
appearance (penampilan), attention (perhatian), action (tindakan), dan
accountability (pertanggung jawaban). Untuk dapat memberikan pelayanan prima
dan menjalin hubungan yang baik dengan nasabah maka yang menjadi kunci
keberhasilannya adalah orang (human), karena pelayanan dan menjalin hubungan
dengan nasabah merupakan interaksi antara pegawai/pekerja perusahaan dengan
masyarakat diluar perusahaan yang disebut nasabah.
Perlu ditetapkan konsep diri dalam
member pelayanan dan menjalin hubungan dengan nasabah berupa :
1. Sikap
mental positif
Sikap mental ini merupakan landasan
dalam melaksanakan interaksi dengan nasabah. Ada tujuh perwujudan dari sikap
mental positif, yaitu keinginan untuk maju, belajar dari orang lain, terbuka
dan menerima ide-ide baru, kritis, aktif bertanya dan diskusi, partisipasi
dalam kegiatan, komitmen mau mencoba sampai sukses, dan cermat mencatat hal-hal
penting.
2. Orientasi
kepuasan nasabah dan mengenal nasabah
Pencapaian kepuasan nasabah hanya
dapat dicapai dengan adanya sinergi dalam perusahaan yang pada akhirnya pegawai
dapat memberikan kepuasan yang berkesinambungan kepada nasabah yang akan
memberikan keuntungan jangka panjang kepada stake holder dan selanjutnya
pemilik perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pegawainya.
3. Penghayatan
terhadap waktu
Sebagai pegawai perusahaan terkadang
belum terdapat persepsi yang sama diantara para petugas mengenai waktu,
sehingga tidak jarang kita bahwa terdapat pegawai yang masih menganggap remeh
kepada nasabah, seolah-olah tidak menghargai waktu yang telah dikorbankan.
Untuk itu perlu adanya persepsi yang sama terhadap waktu dalam kaitannya dalam
pelayanan. Kunci kebehasilan pelayanan adalah bagaimana kita dapat membagi
waktu-waktu tersebut bersama dengan nasabah dan menempatkan waktu tersebut
sesuai dengan proporsinya masing-masing sehingga dapat memuaskan nasabah.
2.3.
Dasar-dasar Pelayanan Nasabah
Agar
pelayanan prima yang diberikan dapat memuaskan nasabah, maka seorang CS harus
memiliki dasar-dasar pelayanan yang kokoh. Pelayanan yang diberikan akan
berkualitas jika setiap CS telah dibekali dasar-dasar pelayanan. Adapun
dasar-dasar pelayanan yang harus dipahami sebagai berikut :
·
Berpakaian dan berpenampilan rapi dan bersih
·
Percaya diri, bersikap akrab, dan penuh dengan senyum.
·
Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama
jika kenal
·
Tenang, sopan, hormat serta tekun mendengarkan setiap
pembicaraan
·
Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar
·
Bergairah dalam melayani nasabah dan tunjukkan
kemampuannya
·
Jangan menyela atau memotong pembicaraan
·
Mampu menyakini nasabah serta memberikan kepuasan
·
Jika tidak sanggup dalam menangani permasalahan yang
ada, minta bantuan
·
Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan akan
dilayani.
2.4. Sikap Melayani Nasabah
Sikap yang
kurang baik akan berpengaruh kepada hasil pelayanan yang diberiakan. Ada
beberapa sikap yang harus diperhatikan dalam melaani nasabah :
1. Beri kesempatan nasabah
berbicara, maksudnya petugas cs memberikan kesempatan kepada nasabah untuk
mengemukakan keinginannya dan cs harus dapat menyimak dan berusaha memahami
keinginan dan kebutuhan nasabah.
2. Dengarkan baik-baik, selama
nasabah mengemukakan pendapatnya cs dengar dan menyimak baik-baik tanpa membuat
gerakan yang dapat menyinggung nasabah, terutama gerakan tubuh yang kurang
sopan.
3. Jangan menyela pembicaraan, sebelum
nasabah selesai berbicara cs tidak boleh memotong atau menyela pembicaraan.
4. Ajukan pertanyaan setelah
nasabah selesai berbicara, pengajuan pertanyaan hendaknya dengan bahasa yang
baik, singakt, dan jelas.
5. Jangan marah dan mudah
tersinggung, cs jangan mudah marah terhadap nasabah yang bertemperamen tinggi
dan usahakan tetap sabar dalam melayaninya.
6. Jangan mendebat nasabah,
jangan sekali-kali berdebat atau memberikan argument yang tidak dapat diterima
oleh nasabah.
7. Jaga sikap sopan, ramah, dan
selalu berlaku tenang, emosi harus tetap terkendali dan selalu berlaku tenang
dalam menghadapi nasabah yang kurang menyenangkan.
8. Jangan menangani hal-hal yang
bukan merupakan pekerjaannya, sebaiknya cs tidak menangani tugas-tugas yang
menjadi wewenangnya.
9. Tunjukkan sikap
perhatian dan sikap ingin membantu, berikan perhatian sepenuhnya dan tunjukkan
bahwa memang kita ingin membantu nasabah.
2.5. Kualitas
Pelayanan Jasa Bank
Ada lima
kriteria pokok kualitas pelayanan yaitu :
1. Bentuk fisik (tangibles), yaitu
kemampuan perusahaan (bank) dalam menunjukkan eksistensinya pada pelanggan.
2. Kehandalan
(reabillity), yaitu kemampuan perusahaan (bank) untuk memberikan pelayanan
sesuai dengan yang dijanjikan.
3. Ketanggapan
(responsiveness), yaitu kemampuan bank untuk menolong pelanggan dan
ketersediaan untuk melayani nasabah dengan baik.
4. Jaminan
(assurance), yaitu kemampuan pegawai bank untuk menumbuhkan rasa percaya para
nasabah pada bank.
5. Empaty
(empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual yang
diberikan kepada para nasabah dengan berupa memahami keinginan nasabah.
Kualitas pelayanan bank terbagi atas
:
1. Kualitas
layanan internal
Factor yang
mempengaruhi kualitas pelayanan internal adalah :
·
Pola manajemen umum perusahaan
·
Penyediaan fasilitas pendukung
·
Pengembangan sumber daya manusia
·
Iklim kerja dan keselarasan hubungan kerja
·
Pola insentif
2. Kualitas
layanan eksternal
Kualitas
layanan ditentukan oleh beberapa factor yaitu :
·
Yang berkaitan dengan penyediaan jasa
·
Yang berkaitan dengan penyediaan barang.
Ciri-ciri pelayanan perbankan yang
professional adalah :
1.
Cepat, waktu pelayanan tidak terlalu lama
2.
Tepat, dilayani sesuai dengan keinginan nasabah
3.
Cermat, jangan ada yang menyimpang dari prosedur yang berlaku
4.
Cekatan, petugas harus cepat tanggap dalam pelayanan
5.
Teliti, dapat melaksanakan tahapan-tahapan pekerjaan tanpa kesalahan
Hambatan
Pelayanan Prima:
1. Kurangnya fasilitas yang cukup untuk memberikan pelayanan prima (perbankan)
seperti kurangnya tools untuk menjelaskan suatu prodak agar nasabah lebih mudah
mengerti.
2.
kerja akibat tumpang tindih kerja yang disebabkan oleh kurang mantap
dalam manajemen
tugas.
3. Pemberi pelayanan
tidak memahami
standard pelayanan
minimal yang ada
di instansi terkait sehingga tidak dapat memberikan pelayanan yang maksimal.
4. Kurangnya komunikasi tiap divisi pelayanan publik yang mengakibatkan kerjasama
dalam memberikan pelayanan prima berkurang
2.6.
DASAR PELAYANAN PRIMA KONSEP
Ada tiga konsep dasar (A3) yang
harus diperhatikan dalam mewujudkan pelayanan prima, yakni:
A. Konsep sikap (attitude)
A. Konsep sikap (attitude)
Keberhasilan bisnis industri jasa
pelayanan akan sangat tergantung pada orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Sikap
pelayanan yang diharapkan tertanam pada diri para karyawan adalah sikap yang
baik, ramah, penuh simpatik, dan mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap
perusahaan. Jika kalian menjadi karyawan suatu perusahaan, sikap kalian
akan menggambarkan
perusahaan kalian. Kalian akan mewakili citra perusahaan baik secara langsung
atau tidak langsung. Pelanggan akan menilai perusahaan dari kesan pertama dalam
berhubungan dengan orang-orang yang terlibat dalam perusahaan tersebut.
Sikap yang diharapkan
berdasarkan konsep pelayanan prima adalah:
1).Sikap
pelayanan prima berarti mempunyai rasa kebanggaan terhadap pekerjaan
2).Memiliki
pengabdian yang besar terhadap pekerjaan
3).Senantiasa
menjaga martabat dan nama baik perusahaan
4).Sikap pelayanan
prima adalah: ”benar atau salah tetap perusahaan saya “(right or wrong is my
corporate)”.
B. Konsep
perhatian (attention)
Dalam
melakukan kegiatan layanan, seorang petugas pada perusahaan industri jasa
pelayanan harus senantiasa memperhatikan dan mencermati keinginan pelanggan.
Apabila pelanggan sudah menunjukkan minat untuk membeli suatu barang/jasa yang
kita tawarkan, segera saja layani pelanggan tersebut dan tawarkan bantuan,
sehingga pelanggan merasa puas dan terpenuhi keinginannya.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan menyangkut bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep perhatian adalah sebagai berikut:
1) Mengucapkan
salam pembuka pembicaraan.
2) Menanyakan
apa saja keinginan pelanggan.
3)
Mendengarkan dan memahami keinginan pelanggan.
4) Melayani
pelanggan dengan cepat, tepat dan ramah.
5)
Menempatkan kepentingan pelanggan pada nomor urut 1.
C. Konsep tindakan (action)
Pada konsep
perhatian, pelanggan “menunjukkan minat” untuk membeli produk yang kita
tawarkan. Pada konsep tindakan pelanggan sudah ”menjatuhkan pilihan” untuk
membeli produk yang diinginkannya.
Terciptanya
proses komunikasi pada konsep tindakan ini merupakan tanggapan terhadap
pelanggan yang telah menjatuhkan pilihannya, sehingga terjadilah transaksi
jual-beli.
Bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep tindakan
adalah sebagai berikut:
1) Segera mencatat pesanan pelanggan.
1) Segera mencatat pesanan pelanggan.
2) Menegaskan kembali kebutuhan/pesanan pelanggan.
3) Menyelesaikan transaksi pembayaran pesanan
pelanggan.
4)
Mengucapkan terimakasih diiringi harapan pelanggan akan kembali lagi.
2.7. STANDAR PENAMPILAN PELAYANAN PRIMA
Dalam pelayanan prima (service
excellent) sangat diperlukan suatu standar penampilan pribadi dari seseorang,
organisasi, maupun perusahaan. Standar penampilan pribadi ini diperlukan untuk
memberi keyakinan, meningkatkan pelayanan, dan menjaga kepuasan pelanggan.
Pelanggan merupakan asset yang sangat berharga dan harus tetap dipertahankan,
terutama dalam bidang jasa maupun bisnis perdagangan.
Apabila standar penampilan pribadi
tersebut diabaikan maka dampak yang ditimbulkan akan sangat merugikan
perusahaan atau organisasi. Sulit dibayangkan apabila suatu perusahaan harus
kehilangan pelanggan yang potensial dan banyak memberikan keuntungan bagi
perusahaan atau organisasi tersebut hanya gara-gara standar penampilan pribadi
dari karyawan atau pengelolanya tak memenuhi persyaratan, atau tak sesuai
dengan keinginan pelanggan.
Secara kebahasaan, standar
dapat diartikan sebagai suatu “ukuran” yang disepakati, sedangkan penampilan
pribadi mempunyai pengertian sebagai penampilan (performance) dari diri
seseorang maupun organisasi atau perusahaan yang dapat dilihat dan dirasakan
oleh orang atau pihak lain. Jadi, standar penampilan pribadi merupakan
penampilan diri seseorang, organisasi, atau perusahaan yang sesuai dengan
standar yang berlaku baik di lingkungan pribadi (rumah tangga),lingkungan
masyarakat maupun di lingkungan kerja (perusahaan).
Penampilan pribadi ini sangat
berkaitan erat dengan citra atau imej (image). Penampilan pribadi yang baik
akan memberikan imej yang positif bagi perusahaan atau organisasi. Hal ini juga
akan menimbulkan kepercayaan dan akan
meningkatkan kepercayaan itu dalam diri orang lain
atau pelanggan. Bahkan, penampilan pribadi yang baik akan menumbuhkan rasa
percaya diri bagi pelaksana organisasi maupun karyawan suatu perusahaan.
Sebaliknya, penampilan pribadi yang buruk sudah barang tentu akan menurunkan
citra dari perusahaan atau organisasi tersebut.
Dalam
melaksanakan standar penampilan pribadi ini akan berkaitan erat dengan
faktor-faktor atau kegiatan-kegiatan berikut.
• Memelihara
personal hygiene, lingkungan, dan perusahaan
• Memelihara
presentasi atau penampilan pribadi
• Mengidentifikasi
sikap tubuh yang baik
Bila
faktor-faktor tersebut sudah dilaksanakan dengan baik maka pelaksanaan standar
penampilan pribadi sudah dijalankan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar